Langsung ke konten utama

Postingan

TEKS ULASAN (MATERI TAMBAHAN)

MATERI TAMBAHAN BAB V Menyusun Ulasan dari Buku yang Dibaca Menulis ulasan artinya mengungkapkan pemikiran dan pemahaman setelah membaca atau mendengarkan suatu hal, dalam bentuk tulisan. Biasanya hal ini dijumpai lebih sering pada bentuk resensi. Berikut cara menulis dan menyusun ulasan. 1.   Ulasan selalu ditujukan pada isi buku bukan pada pandangan sendiri sehingga dalam memberikan ulasan harus dibantu oleh kerangka isi buku 2.   Berikan ulasan pada setiap bagian penting isi buku secara proporsional. 3.   Kemukakanlah ulasan minimal satu paragraf singkat pada setiap bagian buku (fiksi) atau setiap bab buku nonfiksi (buku penyaan) yang dianggap menarik. 4.   Pada bagian akhir, sampaikanlah kesan kamu setelah membaca buku tersebut.
Postingan terbaru

MATERI PUISI (CATATAN 6)

  I. Menulis Puisi Menulis puisi di era ini pada dasarnya tidak dibatasi oleh aturan apapun. Jika pada zaman dahulu puisi harus memerhatikan kesamaan rima, pemampatan makna, maka pada saat ini puisi lebih banyak ditulis dengan bebas untuk mengungkapkan perasaan penulis/penyair. Tetapi meskipun begitu, penulis/penyair juga tidak sepenuhnya meninggalkan kebiasaan pada puisi lama yang memiliki kekhasan dalam pemampatan bunyi dan makna yang dipakai . Sehingga puisi tetap memiliki informasi yang berkualitas ketika disampaikan kepada khalayak umum. Cara menulis puisi ada berbagai macam. Berikut ini [mungkin] cara yang dapat dipilih, dan dicoba saat akan menulis puisi. 1.   Menulis berdasarkan pengalaman. Menulis puisi berdasarkan pengalaman akan lebih mudah, sebab berkaitan dengan imaji indrawi. Perenungan [kotemplasi] lebih banyak memperoleh makna hidup [hikmah] yang dapat dijadikan sebagai puisi. 2.   Mendengarkan dan Membaca karya. Mendengarkan atau membaca karya sebelum membu

MATERI PUISI (CATATAN 5)

G. Kaidah Bahasa Konkret dalam Puisi Kata konkret adalah kata yang memungkinkan muncunya imaji karena dapat ditangkap oleh indra. Hal ini berkaitan dengan kemampuan wujud fisik objek yang dimaksud dalam kata itu untuk membangkitkan imajinasi pembaca. Contoh kata’salju’ yang berwarna putih dan rasanya dingin bisa digunakan untuk menyampaikan makna kias tentang kesucian, kehampaan, dan rasa dingin.   Dari konsep makna yang terdapat dalam ‘salju’ tersebut, penyair bisa memilih kata salju untuk menggambarkan, misalnya rasa rindu. Rasa rindu hanya tumbuh pada seseorang yang cintanya suci, tetapi menimbulkan kesedihan di hati yang mengalaminya.   Dengan kata konkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan penyair. Pengonkretan kata ini berhubungan erat dengan pengimajian, perlambangan, dan pengiasan. Ketiga hal itu juga memanfaatkan gaya bahasa untuk memperjelas apa yang ingin dikemukakan.   H. Rima/Retme dalam Puisi Rima (persajakan) a

MATERI PUISI (CATATAN 4)

  F. Imaji dalam Puisi Pengimajian dalam puisi dapat dilihat dari kata atau susunan yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris atau indrawi berupa penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Umumnya terdapat hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian sehingga menjadi kata konkret, seperti yang dapat dihayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa. Berikut ini jenis imaji dalam puisi. 1. Imaji Visual (pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan seolah-olah objek yang dicitrakan dapat dilihat). Contoh: Gadis Peminta-minta Karya: Toto S. Bachtiar Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlaly kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa … … … … … … … … … … … … 2. Imaji Auditif ( pengimajian dengan menggunakan kata-kata ungkapan seolah-olah objek yang dicitrakan sungguh-sungguh didengar oleh pembaca). Beriku

MATERI PUISI (CATATAN 3)

  E. Menganalisis Diksi dalam Puisi Diksi kaitannya dengan kaidah bahasa, merupakan istilah untuk menyebut pemilihan kata pada karya sastra, termasuk dalam jenis puisi. Berikut ini kaidah diksi dalam puisi yang umum dijumpai. 1.Makna kias (Konotatif) Makna yang menyatakan bukan arti sebenarnya. Makna yang diungkapkan bukan milik kata sebagaimana kata dibentuk. Hal ini digunakan penyair untuk lebih memerdalam, memerindah, dan mengungkapkan maksud yang ada dalam puisi. Lihat contoh pada halaman berikutnya. Aku Karya: Chairil Anwar ... Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang … … … … … … … … … Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih perih … … … … … … … … …   Larik binatang jalang dari kumpulannya terbuang dapat diartikan orang yang selalu bersikap memberontak dan berada di luar organisasi formal. Penyair memilih kata ‘binatang jalang’ untuk menggambarkan bahwa ‘aku’ adalah orang yang tidak bisa mengikuti aturan atau norma sosial yang

MATERI PUISI (CATATAN 2)

  D. Cara Membaca Puisi Cara membaca puisi sebenarnya tergantung pada cara masing-masing individu memahami, dan merasakan puisi yang dibaca. Tetapi apabila hendak ingin diperdengarkan pada khalayak umum, apalagi menyampaikan isi yang dimaksud, maka cara pembacaan puisi harus diperhatikan dengan baik dan benar. Berikut ini cara dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi. 1.   Rima dan irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. 2.   Atikulasi atau kejelasan suara, artinya suara yang diungkapkan harus jelas, misalnya saja dalam melafalkan huruf-huruf vocal /a/,/i/,/u/,/o/,/e/,/ai/,/au/, dan lain-lain. 3.   Ekspresi mimic wajah. Artinya ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi puisi. Ketika puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimic w

MATERI PUISI (CATATAN 1)

  A.   Pengertian Puisi Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang banyak disukai karena disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinattif. Bahkan puisi juga dianggap sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulis (penyairnya). Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dirangkai dengan kata-kata yang indah, yang berbeda dengan bahasa sehari-hari, bahkan juga berbeda dengan bahasa karya sastra lainnya, seperti drama atau prosa. Makna puisi menjadi hal yang penting bagi pembaca. Seindah apa pun rangkainan kata-kata yang dibuat oleh seseorang, menjadi tidak berarti makna atau pesan yang disampaikan di dalamnya.   B. Memaknai Tema Puisi Tema adalah ide dasar yang mendasari suatu tulisan, termasuk teks puisi. Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Meskipun bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung bermakna konotatif, tetapi tema puisi salah satunya dapat dirunut dengan menggunakan kata-k